Cerita Sejarah MOBA: Dari Obsesi Komunitas hingga Jadi Sensasi
MOBA atau yang berarti multiplayer online battle arena adalah suatu genre game yang belakangan ini sangat populer. Berbagai judulnya tentu udah enggak asing lagi buat lo. Lo pasti hafal judul game Dota 2, League of Legends, Arena of Valor, Vain Glory, dan Mobile Legends. Gimana, sih, irisan sejarah di antara judul-judul populer tersebut?
Karakter permainan yang begitu kompetitif membuat MOBA jadi salah satu genre yang dipertarungkan dalam ajang esports. Wajar, kalau jadinya banyak pengembang yang ingin membuat MOBA baru. Lantas, bagaimana proses genre yang lahir dari modding ini bisa sangat populer dan jadi sensasi besar dalam dunia video game? Bahkan, kompetisinya pun memiliki total hadiah sangat besar!
Karakter permainan yang begitu kompetitif membuat MOBA jadi salah satu genre yang dipertarungkan dalam ajang esports. Wajar, kalau jadinya banyak pengembang yang ingin membuat MOBA baru. Lantas, bagaimana proses genre yang lahir dari modding ini bisa sangat populer dan jadi sensasi besar dalam dunia video game? Bahkan, kompetisinya pun memiliki total hadiah sangat besar!
Demam Real-Time Strategy (RTS) menuju 2000-an
Menuju tahun 2000-an, genre real-time strategy banyak diminati oleh orang. Judul seperti Age of Empire atau Command and Conqueror memperkenalkan mekanisme baru yang banyak digemari. Pilihan kontrol banyak unit yang dibawa secara langsung membuat RTS terkesan penuh aksi dan butuh pertimbangan yang enggak mudah.
Inspirasi besar dari Starcraft
Blizzard Entertainment mengadaptasi RTS bernuansa fiksi sains dengan judul Starcraft. Game yang dirilis tahun 1998 ini membuat banyak orang bisa mengendalikan karakter yang menembakkan proyektil laser dan membuat kendaraan perang yang sangat memikat. Faktor penting yang membuat Starcraft berpengaruh adalah sistem multiplayer online di dalamnya. Hal ini membuat pemain di seluruh dunia bisa bertemu dengan banyak pemain lain dan saling menghancurkan untuk jadi yang terbaik.
Sekuel Starcraft II jadi salah satu game RTS paling laku ketika dirilis dengan menembus angka penjualan 3 juta salinan di hari pertama penjualan. Fitur baru dengan pembukaan server yang lebih luas menarik hati dari banyak orang di seluruh dunia.
Lahirnya dua mod penting, "Aeon of Strife" dan "Defense of the Ancient"
Selain Starcraft, Blizzard juga punya serial RTS bernuansa fantasi dengan judul Warcraft. Di sekuel ketiganya, mereka menyediakan layanan World Editor yang berupa alat untuk memodifikasi map dan membuatnya sebagai 'game kecil' di dalam Warcraft III. Saat itu, layanan Battle.net juga mendukung pemain untuk saling berbagi dan bermain bersama. Di antara ratusan custom map yang lahir di tangan para pemain, "Aeon of Strife" dan "Defense of the Ancient" jadi yang paling populer.
"Aeon of Strife" memperkenalkan mekanisme lane pushing atau pembagian jalur yang kemudian diadaptasi oleh Defense of the Ancient (DotA). Saat itu, sang pencipta, Steve Feak alias Eul, mereduksi kontrol pemain kepada satu unit saja yang dia sebut sebagai Hero. Selanjutnya, pemain hanya akan mengontrol Hero tersebut dan bekerja sama dengan pemain lain untuk menghancurkan Ancient musuh. Popularitas DotA sebagai mod mendorong banyak komunitas untuk kemudian membuat turnamen yang ternyata berkembang sangat pesat seiring waktu.
Pengembangan game tunggal yang berdiri sebagai MOBA
Melihat kesuksesan "DotA", banyak pengembang dan pembuat game tertarik membuat game baru. Sebelum istilah MOBA lahir, action real-time strategy atau ARTS disematkan kepada modifikasi atau cara bermain seperti DotA. Aturan point and click serta kontrol unit yang masih mengadaptasi genre RTS membuat definisi ini bisa dibilang pas. Selanjutnya, ketika satu game lahir dengan mekanisme tersebut, istilah MOBA mulai dipakai.
Di antara belasan judul, game Demigod yang dirilis pada 2009 menjadi salah satu yang menarik perhatian karena mengadaptasi bentuk baru dan menekankan pilihan Hero pada istilah Demigod sebagai karakter yang mereka pakai. Selain itu, struktur map dan mekanisme creep yang unik juga membuat game ini dipenuhi aksi. Sayangnya, kualitas server yang buruk membuat Demigod enggak terlalu populer dan kalah oleh game MOBA lain yang lahir setelahnya.
Sensasi League of Legends
Steve Feak melepas DotA dan kemudian melahirkan game baru bertajuk League of Legends(LoL). Kesuksesan LoL bertumpu pada pengenalannya dalam sistem mikrotransaksi yang mengharuskan pemain membeli Champion tertentu yang ingin mereka pakai. Kalau enggak mau mengeluarkan uang, pemain hanya bisa memilih karakter gratis yang dirotasi setiap minggu.
Dengan mendesain game barunya tersebut, Steve Feak atau Eul menyusun karakter-karakter baru dengan kemampuan khusus yang sedikit berbeda dengan "DotA". Game ini terkesan lebih sederhana dengan mengurangi efek fog of war atau kabut yang menghalangi penglihatan pemain yang sebelumnya masih mengadaptasi mekanisme dari Warcraft III. Di dalam LoL, pemain bisa melihat musuh tanpa terhalangi pohon atau tempat yang lebih tinggi dan menggantinya dengan semak-semak.
Kembalinya DotA sebagai game MOBA paling populer
Melihat peruntungan, Valve mempekerjakan IceFrog, sang pengembang terakhir yang memegang "DotA" untuk kemudian membuat game baru berjudul Dota 2. Mereka mengakuisisi penuh Hero yang sebelumnya ada di modifikasi tersebut dengan kemudian mereduksi nama-nama yang masih melekat dengan dunia Warcraft untuk menghindari pelanggaran hak cipta.
Bisa dibilang, Valve mengambil keputusan yang sangat baik karena Dota 2 masih memikat para pemainnya. Meskipun saat dirilis masih banyak Hero yang belum bisa dimainkan dan grafiknya sangat mengganggu, pengembangan berkala membuat Dota 2 bisa lebih diterima dan dinikmati. Valve sendiri menggelontorkan jutaan dolar Amerika ketika menggelar turnamen besar Dota 2 berskala internasional dan membuat sensasi MOBA sebagai game esports yang mengundang banyak komunitas.
Kemampuan smartphone modern dan lahirnya MOBA mobile
Lahhirnya konsol yang lebih portabel dan bisa dibawa ke mana-mana membuat game modern banyak diadaptasi untuk smartphone. Wajar saja mengingat makin populernya MOBA, game mobile juga mulai memakai mekanisme tersebut. Uniknya, kontrol point and click diganti dengan kontrol analog yang lebih bisa dipakai di layar sentuh.
Di antara banyak judul, Vain Glory, Arena of Valor, dan Mobile Legends jadi yang paling populer dan masing-masing memiliki mekanisme berbeda dan unsur yang sedikit sama. Vain Glory jadi MOBA mobile pertama, sedangkan AOV dan ML masih berbagi audiens. Sensasi MOBA analog ini membuat banyak pihak mulai serius mendalaminya. Diuntungkan dengan mikrotransaksi, sang pengembang kebanjiran duit. Sedangkan, para pemain profesional sudah bisa menikmati turnamen dengan raihan hadiah yang juga sangat besar.
Patut diingat bahwa MOBA adalah genre yang didefinisikan setelah popularitas League of Legends mulai berkembang sedangkan action real-time strategy melekat pada modifikasi dari game RTS yang lebih menekankan permainan satu unit. Yang jelas, MOBA punya karakteristik jalur, karakter, dan bangunan atau objektif lain yang menentukan arah permainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar